Breaking News

SEKILAS TENTANG HISAB IMKAN RUKYAT

Secara harfiah, hisab imkan rukyat berarti “perhitungan kemungkinan hilal terlihat”. Selain memperhitungkan wujudnya hilal di atas ufuk, pelaku hisab juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang memungkinkan terlihatnya hilal. Yang menentukan terlihanya hilal bukan hanya keberadaannya di atas ufuk, melainkan juga ketinggiannya di atas ufuk dan posisinya yang cukup jauh dari arah matahari. Jadi, dalam hisab imkan rukyat, kemungkinan praktik pelaksanaan rukyat diperhitungkan dan diantisipasi.
Di dalam hisab imkan rukyat, selain kondisi dan posisi hilal, diperhitungkan juga kuat cahayanya (brightness) dan batas kemampuan mata manusia. Di dalam menyusun hipotesisnya, dipertimbangkan pula data statistik keberhasilan dan kegagalan rukyat, perhitungan teoritis, dan kesepakatan di antara para ahli. Hisab imkan rukyat adalah yang paling mendekati persyaratan yang dituntut fiqih dalam penentuan waktu ibadah.
Letak pengamat juga diperhitungkan di dalam hisab. Terdapat dua jenis hisab terkait dalam aspek ini yaitu hisab tahqiqi dan hisab taqribi. Hisab taqribi hanya memperhitungkan apakah hilal berada di atas atau di bawah ufuk, tanpa memperhitungkan posisi dan kondisi pengamat. Ia hanya memperhitungkan posisi bulan dan matahari dibandingkan terhadap bumi. Sementara itu, hisab tahqiqi memperhitungkan semua faktor dan variabel yang menentukan keberhasilan pengamatan hilal.
Seperti telah dikemukakan, jika pada saat dan setelah matahari terbenam hilal masih berada di atas ufuk, maka ada kemungkinan hilal terlihat. Syaratnya, langit cukup cerah, tidak ada awan yang menghalangi, dan kondisi alam maupun kondisi sang pengamat mendukung. Oleh sebab itu, hadirnya hilal di atas ufuk disebutkan “kemungkinan dapat dilihat” (imkan rukyat). Semakin tinggi hilal berada di atas ufuk, semakin besar pula kemungkinan terlihat. Sebab, selain lebih mudah dilihat karena lebih jauh ketinggiannya daripada matahari yang sudah terbenam, semakin panjang waktu untuk melakukan pengamatan sebelum hilal itu terbenam.
Sebenarnya, secara teknis ilmiah, posisi dan gerakan benda-benda langit sudah dapat dihitung, yaitu dengan ilmu astronomi modern dan bantuan komputer yang sangat teliti. Jangankan penampakan hilal yang sangat biasa dan selalu terjadi setiap bulan, perhitungan gerhana bulan maupun matahari –yang relatif jarang– pun bisa diperkirakan melalui perhitungan yang sangat teliti. Bahkan, soal yang jauh lebih rumit, seperti peristiwa langka berupa penampakan komet yang terjadi setiap puluhan tahun bahkan ratusan tahun sekali, bisa diperhitungkan dengan baik.
Dengan demikian, untuk memperkirakan peristiwa sederhana dan rutin seperti hadirnya hilal, perhitungan sudah lebih dari cukup. Cara perhitungan sudah mencukupi untuk menentukan awal bulan-bulan qamariah. Cara ini dipakai secara umum dan luas.

Perbedaan Antara "Hasil Hisab" dan "Kesimpulan Hisab"

Hasil hisab adalah data yang menunjukkan kapan bulan dan matahari berada dalam kedudukan ijtima’, berapa altitude dan azimut bulan ketika matahari terbenam, kapan bulan terbenam, dan sebagainya. Ini semua merupakan hasil hisab. Hasilnya bisa berbeda sedikit ataupun banyak antara satu dan yang lain, bergantung pada cara hisabnya.
Kesimpulan hisab adalah pernyataan kapan tibanya suatu awal bulan qamariah. Misalnya, jika pada suatu petang, hilal masih berada di bawah ufuk, maka dapat disimpulkan bahwa esok harinya belum masuk bulan baru qamariah, dan mungkin baru lusanya. Namun jika berdasarkan cara hisab yang lain, dipastikan bulan sudah berada di atas ufuk lebih dari 6 derajat, maka esok harinya masuk bulan baru.
Hasil hisab bisa berlainan. Misalnya, yang satu menghitung ketinggian 6.0 derajat, yang lain 6.2, 5.8, 7, 6.4, dan sebagainya. Namun demikian, semuanya menuju kesimpulan yang sama, yaitu esok hari sudah masuk bulan baru.
Perhitungan dengan ilmu astronomi mutakhir memang sangat akurat sehingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam memutuskan awal suatu bulan qamariah sangat kecil. Perhitungan astronomi modern ini digunakan bukan saja untuk memperkirakan pergerakan benda-benda langit seperti bulan, matahari, planet-planet, dan komet, melainkan juga untuk menghitung peluncuran roket ke bulan dan planet-planet tata surya yang jauh dari bumi.
Hisab merupakan perhitungan untuk memandu pelaksanaan rukyat. Tentu saja hisab yang terbaik adalah yang paling tepat memperhitungkan posisi hilal yang sebenarnya pada waktu pelaksanaan rukyat. Dan hisab imkan rukyat berada di posisi ini.

No comments