Indonesia Segera Miliki Observatorium Nasional di Kupang
Ilustrasi Observatroium Nasional yang akan dibangun di
Kupang, NTT. Kredit: LAPAN
|
Indonesia
sebenarnya sudah memiliki Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung yang dikenal sebagai salah
satu tempat peneropongan bintang tertua di Asia Tenggara. Namun, tingginya
tingkat polusi di sana, terutama polusi cahaya, menghambat para peneliti dalam
melakukan observasi. Maka dari itu, observatorium baru akan dibangun di Kupang,
NTT.
Dilansir
situs web resmi LAPAN.go.id, Kepala LAPAN, Prof. Thomas Djamaluddin mengisahkan
kondisi Observatorium Bosscha, sebagai observatorium nasional terbesar di
Indonesia yang dibangun sudah lebih dari 90 tahun silam.
Saat
ini, kondisi lingkungan di sekitar lokasi Observatorium Bosscha tersebut sudah
tidak mendukung bagi kelancaran kegiatan observasi para peneliti maupun pecinta
bidang astronomi. "Lingkungan di sekitar Lembang saat ini menjadikan
Observatorium Bosscha tidak masuk kriteria lingkungan sebuah observatorium
untuk pengamatan astronomi skala riset lanjut," katanya.
Tim
riset LAPAN lantas melakukan survei lokasi untuk membangun observatorium baru,
dan diperolehlah lokasi di kawasan Hutan Lindung Gunung Timau, Amfoang Tengah,
Kupang, NTT, dengan posisi ketinggian 1.300 mdpl (meter di atas paras laut).
Beberapa
keunggulan Observatorium Nasional di Kupang ini ketimbang Observatorium Bosscha
adalah, lokasinya lebih dekat dengan khatulistiwa, memiliki kondisi iklim dan
cuaca yang kering sehingga cocok untuk pengamatan langit, jauh dari pemukiman
penduduk, dan berada dalam kawasan cagar alam atau kawasan hutan lindung yang
dibangun dengan izin khusus.
Observatorium
Nasional di Kupang bakal menempati kawasan inti seluas 47 hektar dan kawasan buffer
seluas 330 hektar (mencakup kawasan hutan lindung). Menurut informasi dari
LAPAN, nantinya akan tersedia pula area khusus untuk peneliti, area pengamatan
publik secara terbatas, maupun area untuk wisata edukasi.
Untuk
peralatan atau instrumen yang terdapat dalam Observatorium Nasional sendiri,
bakal dipasang teleskop dengan aperture 3,5 meter dalam dome, teleskop dengan
aperture 1,2 meter dalam dome, panel teleskop optik yang terdiri dari 4
teleskop dengan diameter 50 cm dan 4 teleskop dengan diameter 30 cm diletakkan
dalam satu gedung dengan atap geser.
Ada
pula teleskop surya, yang terdiri dari 3 teleskop berdiameter 50 cm untuk
pengamatan multi panjang gelombang dan resolusi tinggi. Dan terakhir, ada
teleskop bertujuan khusus, yakni untuk pengamatan patroli Objek Dekat Bumi yang
spesifikasinya setara Observatorium Pan-STARRS, Haleakala, Hawaii. Semua
teleskop di Observatorium Nasional Kupang juga dirancang dengan sistem robotik.
Pembangunan
Observatorium Nasional di Kupang diharapkan dapat mendorong potensi pendidikan
sains dan teknologi, memfasilitasi Pusat Sains yang akan dikembangkan kemudian
di Kupang, serta mengembangkan potensi wisata bidang astronomi.
Saat
ini, sudah jarang ditemui langit malam yang gelap di Indonesia karena wilayah
perkotaan yang sudah terkena polusi cahaya cukup parah. Untuk itu, wilayah di
sekitar lokasi dibangunnya Observatorium Nasional tersebut akan dijadikan Taman
Nasional Langit Gelap agar masyarakat dapat berpartisipasi untuk menjaga
wilayah tersebut bebas dari polusi cahaya.
Pembangunan
Observatorium Nasional di Kupang akan dilakukan pada pertengahan atau akhir
tahun ini, dan diperkirakan membutuhkan dana 300 miliar rupiah yang akan
diambil dari APBN. Observatorium Nasional itu ditargetkan selesai tahun 2019
mendatang.
Source: infoastronomy.org
No comments