Teori Flat Earth (Bumi Datar) Bukanlah HOAX
Dalam Sarasehan Cerdas dan Sehat Bermedsos di Kabupaten Semarang kemarin ini, ada seorang mahasiswa yang bertanya tentang bagaimana menyikapi kontroversi Teori Bumi Datar. Apakah ia hoax?
Teori Bumi Datar/Flat Earth/FE bukanlah hoax. Ia adalah bagian pengetahuan manusia di jaman dahulu, ketika perkembangan ilmu dan instrumen masih sangat terbatas untuk memahami fenomena alam yang ada. Seiring dengan perkembangan waktu, budaya dan pengetahuan manusia, mulailah ditemukan bukti empiris bahwa bumi itu bulat lonjong, dan bukti secara langsung telah didapatkan ketika manusia sudah berhasil melihat bumi dari luar angkasa.
Hal ini tidak jauh beda dengan teori geosentris, yang sempat dipercaya beberapa milenium oleh manusia, sebelum teori tersebut runtuh dengan ditemukannya stellar parallax pada 1838 oleh Friedrich Bessel. Dan tentunya semakin runtuh ketika manusia sudah bisa mengirim pesawat antar planet.
Jadi tidak semua yang bertentangan dengan fakta bisa disebut HOAX. HOAX lebih tepat dilekatkan kepada berita palsu, atau bohong, yang dibuat oleh oknum untuk menyesatkan. Ilmu pengetahuan jaman dahulu, meskipun tidak lagi akurat, dan bertentangan dengan fakta yang bisa kita uji dengan ilmu sekarang, bukanlah HOAX. HOAX ada unsur kesengajaan untuk menipu.
Bagaimana menyikapi proponen teori purba seperti FE? Saya melihat mereka yang termakan oleh FE adalah orang-orang yang kemampuan sainsnya kurang memadai. Dan ketika ada orang dengan kemampuan sains yang tinggi ikutan menyebarkan FE, saya menduga bahwa ia sebenarnya yakin kalau FE itu keliru, namun ia lebih suka melakukan trolling dengan keahliannya, dan membuat seolah-olah FE itu ilmiah. Nah banyak orang yang termakan, ya karena memang dasar ilmu fisikanya sangat lemah.
Singkat kata, beberapa orang melakukannya, for the sake of trolling. JIka ditilik dengan seksama, argumen yang diajukannya bisa dikatakan cherry picking, atau bahkan pseudoscience.
Nah jika anda ketemu dengan anak muda yang menggebu-gebu mengkampanyekan FE, maka jangan digertak, tapi kasihanilah. Karena ia kurang membaca, kurang piknik dan mungkin jarang paham humor satire, dan menjadi korban troll dari orang yang mungkin mengisenginya.
No comments