28 MEI 2018 M MATAHARI TEPAT DI ATAS KA’BAH
Oleh: Abu Sabda
(Vice President Mathla Astro Club, Anggota Dewan Hisab dan Rukyat PP. Persis)
Metode perhitungan dan penerapan
pengukuran arah kiblat, secara umum tidak mudah di implementasikan oleh
masyarakat Awam. Namun diantara metode hitungan-hitungan itu, ada beberapa
metode yang mudah di Implementasikan. Diantaranya, Metode Istiwa al-A’dzam
(Transit Utama), metode ketika matahari berada tepat di atas Ka’bah. Sebutan
lainnya Yaum Rusydul Qiblat (hari meluruskan arah Kiblat).
Metode ini mudah sekali di
implemantasikan walau oleh masyarakat awam sekalipun. Cukup memperhatikan bayangan
saat dimana matahari di atas Ka’bah. Ketika matahari berada di atas Ka’bah,
maka jatuhnya bayangan benda yang terkena cahaya matahari itu adalah arah
Kiblat.
Walaupun jaman sekarang sudah ada
Smartphone yang menyediakan aplikasi arah kiblat, namun metode istiwa A’dzam tetap
menjadi pilihan. Mengingat akurasinya yang cukup tinggi. Berbeda dengan
aplikasi Kiblat Smartphone yang terkadang kurang akurat akibat beberapa faktor
diantranya: Pertama, Penunjukan arahnya mengacu pada Arah Magnetik,
bukan Arah sejati. Kedua, akurasi Aplikasi Kiblat di Smartphone bisa
terpengaruh oleh berbagai benda logam disekitarnya. Ketiga, Akurasi Aplikasi
Kiblat di Smartphone bisa error akibat aktivitas matahari yang sedang tinggi
yang menyebabkan kutub magnetik terganggu. Pada Metode Istiwa ‘Adzam faktor-faktor
pengganggu akurasi itu tidak ada.
Dalam satu tahun, kita akan menemukan
dua kali posisi matahari tepat di atas Ka’bah. Kesempatan tersebut datang pada
setiap sekitar tanggal 27/28 Mei dan 15/16 Juli.
Peristiwa ini terjadi diakibatkan
pergerakan relatif matahari ke arah kutub Utara bumi. Perjalanan relatif menuju
kutub utara ini berlangsung pada 22 Desember sampai 22 Juni setiap tahun. Dalam
perjalanan menuju kutub utara inilah matahari melintasi Ka’bah pada lintang
21°25’21.03” LU.
Begitu sampai garis 23,5° Utara,
matahari akan bergerak relatif menuju kutub Selatan. Pergerakan ini akan
kembali memposisikan matahari tepat di atas Ka’bah. Di Makkah sendiri, posisi
itu terjadi pada waktu Kulminasi atau waktu larangan shalat, beberapa menit
sebelum dzuhur.
Istiwa ‘A-Dzam paling akurat bila pada
saat transit di atas Ka’bah, nilai altitude (ketinggian) matahari paling
mendekati 90° (matahari tepat di atas kepala), dan nilai deklinasi paling
mendekati 21,42251° (21° 25’ 21.03” lintang Ka’bah)
Pada tanggal 28 Mei 2018 Jam 12:18 waktu
Makkah atau 16:18 WIB insyaallah akan terjadi peristiwa Istiwa ‘Adzam
Pada tanggal 28 Mei 2015 pada saat
transit di atas ka’bah nilai altitude matahari adalah 89.99° sedang nilai
deklinasinya 21.4354° (21° 26’ 7.05”). Dengan demikian pada tanggal inilah
penetuan arah kiblat paling tepat di lakukan.
Kalau terlewat pada tanggal tersebut,
sebenarnya ada toleransi yakni 1 hari sebelum dan 1 hari setelah tanggal
tersebut pada jam yang hampir sama. Mengingat pergeseran deklinasi matahari
tiap hari tidaklah signifikan.
Catatan:
Gunakanlah momentum matahari di atas Ka’bah, sebagai penentu arah Kiblat, baik Mesjid, Lapangan tempat Shalat ied, Mushalla di rumah, perkantoran, hotel atau bahkan untuk meluruskan arah Kiblat di Pekuburan Muslim.
Gunakanlah momentum matahari di atas Ka’bah, sebagai penentu arah Kiblat, baik Mesjid, Lapangan tempat Shalat ied, Mushalla di rumah, perkantoran, hotel atau bahkan untuk meluruskan arah Kiblat di Pekuburan Muslim.
No comments